BIDADARIKU
Novel Singkat
Karya : Derman
Nama saya Derman anak ke dua dari
tiga orang bersaudara di lahirkan dari sebuah perkampungan kecil di Kabupaten
Konawe Utara Sulawesi Tenggara pada tanggal 20 november 1994 tepatnya 20 tahun
silam. Di lahirkan dan di besarkan dari keluarga yang kekurangan masalah tak
henti-henti berdatangan, terlebih lagi masalah ekonomi yang hampir setiap saat
menerpa. Kegigihan saya untuk meraih suskses di awali dari sejak saat mulai
bersekolah di bangku Sekolah Dasar (SD), saya menyadari bahwa betapa letihnya
orang tua mencari nafkah untuk dapat menyekolahkan kami.
Sayapun menyelasaikan pendidikan
sekolah dasar tepat enam tahun lamanya dan melanjutkan ke pendidikan jenjang
selanjutnya yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SMP) dan lulus pada tahun
2009. Lulus dari SMP sayapun kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA) dan lulus tahun 2012.
Pada masa SMA inilah saya mulai
mengenal jati diri, awal masuk SMA saya menemukan seorang wanita yang menjadi
penyemangat hidupku, terlintas di pikiran saya bahwa wanita itupun menganggap
sama halnya dengan saya. Di tambah lagi dengan perlakuan dia terhadapku yang
amat berat untuk melupakannya. Namun berselang setahun kemudian semua mulai
berubah dia yang dulunya sosok yang amat saya kagumi kini berangsur hilang
entah mengapa hidupnya berubah yang dulunya jujur kini tiada lagi semua yang di
rasakan manis kini hanyutlah sudah.
Berselang seminggu setelah saya
menyadari bahwa dia telah berubah, sayapun akhirnya tahu mengapa dia sampai
berubah seperti itu ternyata dia memepunyai seorang yang lain yang telah datng
memberikan kehidupan baru padanya. Sebagai seorang laki-laki yang bijak sayapun
rela melepaskannya walaupun itu sebenarnya tidak sampai hati saya lakukan,
namun keadaan ini memaksa hal tersebut terjadi.
Semenjak kejadian itu saya merasa
amat berat untuk membuka hati kepada siapapun karena rasa sayang yang amat
mendalam terhadapnya. Waktupun berlalu hingga saatnya saya untuk meninggalkan
sekolah tersebut karena telah lulus.
Setelah lulus saya pun berkeinginan
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dengan modal semangat dan kegigihan
seya meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Kota Kendari untuk
melanjutkan pendidikan. Sebagai orang kampung yang tak tahu apa-apa saya
memulai hidup di perkotaan yang menurut saya sangat berat untuk saya jalankan.
Namun demi cita-cita saya harus bisa.
Berkat kegigihan dan semangat saya, sayapun
akhirnya di terima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Kendari. Setahun
menjalani pendidikan saya pun akhirnya bertemu lagi dengan seorang wanita yang
mengingatkanku pada sesorang yang pernah saya kagumi waktu SMA. Dengan usaha
keras sayapun mendapatkan dia, dan kamipun menjalin hubungan dengan harapan
bahwa wanita inilah yang akan mejadi pendamping hidupku dunia dan akhirat.
Selang enam bulan memadu kasih
sayapun akhirnya menyempatkan untuk berkunjung kerumahnya untuk bertemu orang
tua dan sanak keluarganya dengan harapan agar saya dapat lebih dekat dengan
dia. Namun kenyataan tak sesuai harapan ternyata kehadiranku di tengah
keluarganya dengan tujuan untuk menyambung silaturrahim tidaklah semanis yang
saya bayangkan. Keluarga besarnya sama sekali tidak menginginkan kehadiran saya
dengan anggapan bahwa saya bukanlah laki-laki yang cocok untuk dia, saya
hanyalah seorang anak laki-laki yang merantau mencari jati diri di kampung
orang, saya hanyalah anak orang terbelakang yang tak tentu masa depannya.
Mendengar perktaan keluarganya hati
saya bagaikan teriris oleh pisau yang amat tajam. Namun rasa itu tertutupkan
oleh rasa sayangku kepada dia, dan sayapun tidak peduli dengan hal itu. Namun
setelah kejadian itu ada sesuatu hal yang saya anggap berubah, dia yang dulunya
baik, perhatian, tak pandang status kini berangsur-angsur berubah. Entah apa
sebabnya mungkinkah karena orangtuanya atau yang lainnya, saya tidak mengetahui
apa-apa hal tersebut.
Suatu waktu dia menghubungi saya
lewat telepon untuk bertemu di suatu tempat, sayapun memilih tempat di mana
saya bertemu dengannya pertama kali dengan harapan dapat mengingatkan kembali
kenangan saat pertama kami bertemu. Sayapun bersiap denga keterbatasan yang
saya miliki, pukul 07.00 malam sayapun berangkat untuk menemuinya. Sesampainya
saya di tempat janjian tersebut saya menunggunya selang beberaapa waktu
kemudian diapun akhirnya datang. Namun ada yang membuat saya heran, dia datang
dengan seorang laki-laki. Hati sayapun bertanya siapakah laki-laki itu?
Saat itu pula saya mulai cemas, dia
pun datang menghapiri saya dan menyapa dengan suara lembut dan halus. Entah
beberapa saat bercerita tiba-tiba dia mengenalkan saya dengan laki-laki yang
bersamanya yang ternyata adalah tunangannya. Rasa tak percaya namun nyatapun
saya rasakan, keadaan saat itu yang saya rasakan bagaikan terjatuh dari tempat
yang sangat tinggi, namun saya berusaha tegar menghadapi kenyataan yang sangat
pahit tersebut.
Harapan saya selama ini telah
hilang, bidadari yang saya impikan telah lepas dari genggaman saya. Wanita yang
sangat saya sayangi ternyata telah bertungan dengan seorang laki-laki yang mapan, kaya, tampan dn
memilki segalanya. Saya sama sekali tak menyangka. Dan setelah kejadian itu
saya pun tidak pernah lagi bertemu denganya sampai saat ini. Kini bidadariku
telang pergi.